Rabu, 30 Maret 2011

Sentimen Konsumen AS Terpuruk, Harga Rumah Dekat Level Rendah 2009



Sentimen Konsumen AS Terpuruk,  Harga Rumah Dekat Level Rendah 2009  

 Konsumen AS menjadi pesimis di bulan Maret
seiring kenaikan harga energi memicu kecemasan inflas dapat mengikis konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Survei sektor perumahan yang juga dirilis hari Selasa menunjukkan harga rumah turun untuk 7 bulan berturu-turut di bulan januari, namun masih diatas level rendah tahun 2009. Sementara ini adalah laporan terkini yang menandakan memudarnya momentum pertumbuhan, dampak kenaikan harga energi pada perekonomian hanya akan sementara. Analis melihat pertumbuhan saat ini cukup kuat, dengan dukungan dari membaiknya pasar buruh.
"Secara keseluruhan ada pola “maju dua langkah, mundur satu langkah”, mengingat ketidapkastian dan resiko yang tidak mudah dipecahkan," ucap Jim Baird, mitra pada Plante Moran Financial Advisors Kalamazoo, Michigan. Conference Board mengatakan indeks sentimen konsumen turun menjadi 63.4 di bulan Maret.


Sinyal Pengetatan Moneter Tekan Emas

 Emas turun pada hari Selasa seiring tanda
pengetatan moneter oleh bank sentral memicu aksi jual, namun emas masih terdukung oleh adanya penurunan peringkat Portugal dan Yunani dan data kepercayaan konsumen AS yang mengecewakan. Kegagalan emas bertahan di rekor tinggi baru membuat investor skeptis ketika bank sentral akan menghentikan suplai uang untuk mencegah inflasi.
 "Dalam jangka pendek, pengetatan moneter dapat menjadi fokus, terbukti pada koreksi harga emas, namun menurutku emas masih akan terdukung oleh aksi buy on dips pada pasar fisik," ucap James Dailey, manajer portofolio pada TEAM Asset Strategy Fund. Meningkatnya ekspektasi AS dan zona Eropa akan mengetatkan kebijakan moneter mereka telah menekan harga emas, setelah serangan udara di Libya dan keresahan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara mendorong emas mencetak rekor tinggi $1,447.40 per ons minggu lalu.

Asia Kokoh; Jepang Terus Berjuang  
Mayoritas bursa saham Asia alami rebound dari pelemahan sebelumnya berkat upaya dan perjuangan Jepang untuk pulih dari krisis nuklir terburuk dunia dalam beberapa dekade terakhir. Sementara itu, euro masih kokoh setelah pimpinan Bank Sentral Eropa tegaskan pandangan akan prospek kenaikan suku bunga secepatnya.  
Nikkei futures menguat aksi beli investor yang berhasil kalahkan kekhawatiran terhadap kebocoran reaktor nuklir Jepang serta dampak gempa dan tsunami terhadap pendapatan korporasi. Namun analis melihat aksi beli tersebut tidak akan kuat mengangkat sentimen dalam jangka panjang. Namun Nikkei berjangka justru melejit 0.74% atau +70 poin ke level 9480.
Sementara itu, bursa Seoul KOSPI menguat 0.8% di hari Selasa terangkat oleh rally saham otomotif dan refiners seperti Hyundai Motor dan S-Oil, serta akibat berlanjutnya aksi beli investor asing di sesi ke-10 berturut-turut. Indeks KOSPI berakhir melonjak 0.77% pada level 2,072.13. Indeks KOSPI futures ditutup dengan penguatan 0.69% atau +1.90 poin menuju level 274.22. 


Bullard Pulihkan Kepercayaan Diri Dollar

 Dollar AS cemerlang di hari Selasa, dipicu oleh
pernyataan dari salah satu pejabat Federal Reserve yang menimbulkan spekulasi bahwa bank sentral akan segera melakukan normalisasi kebijakan moneternya. Dalam pidatonya di Praha, Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan kebijakan moneter Fed tidak boleh tetap longgar tanpa batas waktu.
Bullard juga menguatkan kemungkinan bahwa Fed dapat mulai memangkas angka dari QE II yang sebesar $ 600 milyar menjadi hanya $ 100 milyar saja mengingat kondisi ekonomi yang sudah cukup kuat.  Suku bunga rendah dan stimulus dari Fed telah memberikan tekanan terhadap dollar AS, mendorong investor beralih pada mata uang yang ber-yield lebih tinggi. Dan komentar Bullard tersebut keluar pada saat para trader menanti tanda-tanda bahwa Fed tidak akan menjadi bank sentral terakhir yang mengakhiri kebijakan moneter longgar. Pelaku pasar juga terbagi dalam mempertimbangkan arti komentar hawkish beberapa petinggi Fed baru-baru ini.     
   Sterling Masih Tertekan Oleh Euro 
 


 Poundsterling berada dekat level rendah 5
bulan terhadap euro dan tergelincir versus dollar pasca dirilisnya laporan GDP inggris yang menyust. Bulan ini poun telah turun sebanyak 2.1% terhadap 10 mata uang negara berkembang, menjadikannya mata uang berperforma terburuk. GDP Inggris anjlok 0.5% dari kuartal sebelumnya, menurut Kantor Statistik Nasional, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 0.6%. Komentar salah seorang pejabat Bank of England, Martin Weale, yang mengatakan bank sentral seharusnya menaikkan suku bunga guna melawan inflasi juga tidak banyak menolong Cable.
“Data hari ini nampaknya belum merubah ketidakpastian pasar terhadap keputusan mengenai kebijakan moneter," kata Derek Halpenny, kepala riset mata uang Eropa pada Bank of Tokyo di London. "Pasar jauh lebih optimis dengan ekspektasi kebijakan Bank Sentral Eropa pada minggu depan, dibandingkan Bank of England pada bulan Mei. Kondisi itu yang menjadi katalis bagi Euro-Sterling." Baik ECB maupun BoE dijadwalkan akan melakukan pertemuan tanggal 7


sumber : http://www.mifx.com      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

Entri Populer